Senin, 04 Oktober 2010

RIMA

Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.

Berdasarkan jenisnya, persajakan dibedakan menjadi
a. rima sempurna, yaitu persama bunyi pada suku-suku kata terakhir.
b. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
c. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
d. Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
e. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
f. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
g. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
h. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.
Berdasarkan letaknya, rima dibedakan
a. rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
b. Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi
c. Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.
d. Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal
e. Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horisontal
f. Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
g. Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba)
h. Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
i. Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)
j. Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)
k. Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)

Ada juga pendapat lainnya tentang Rima dalam Puisi.

RIMA
A.Pengertian
Rima adalah perulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan suatu puisi.
Contoh :
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

B. Macam-Macam Rima
1. Rima Berdasarkan Bunyi
1.1. Rima Sempurna
Seluruh suku akhirnya berirama sama
Contoh :
ma – lang
ma – ti

pa – lang
ha - ti

1.2. Rima Tak Sempurna
Hanya sebagian suku akhir yang sama
Contoh :
pu – lang
pa - gi

tu – kang
ha – ri

1.3. Rima Mutlak
Seluruh kata berima
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenagan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau-silau

Kata jua yang diulang dua kali pada tempat yang sama itu berima mutlak.

1.4. Rima Terbuka
Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama.
Contoh :
bu – ka
ba – tu

mu – ka
pa – lu

1.5. Rima Tertutup
Yang berima itu suku akhir suku tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama.
Contoh :
hi – lang
su – sut

ma – lang
ta – kut

1.6. Rima Aliterasi
Yang berima adalah bunyi-bunyi awal pada tiuap-tiap kata yang sebaris, maupun pada baris-baris berlainan.
Contoh :
Bukan beta bijak berperi
Pandai mengubah madahan syair
Bunyi b pada kata-kata dalam baris pertama bait puisi di atas disebut rima aliterasi.

1.7. Rima Asonansi
Yang berima adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata, baik pada satu baris maupun pada baris-baris berlainan.
Contoh :
se – cu – pak
tum - bang

se – cu – kat
mun - dam
Yang disebut asonansi ialah vokal-vokal e – u – a dan u – a pada kata-kata tersebut di atas.

1.8. Rima Disonansi
Rima ini adalah vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata seperti pada asonansi tetapi memberikan kesan bunyi-bunyi yang berlawanan.
Contoh :
Tin – dak tan – duk ( i– a / a – u )

Mon – dar man – dir ( o – a / a – i )



2. Berdasarkan letak kata dalam baris
2.1. Rima Awal
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata.
Contoh :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemuda jangan suka berpangku tangan

2.2. Rima Tengah
Apabila kata-kata yang berima terletak di tengah.
Contoh :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemudi kaulah harapan negeri

2.3. Rima Akhir
Apabila kata-kata yang berima terletak pada akhir.
Bentuk ini banyak digunakan dalam bentuk Pantun, Syair dan Gurindam.
Contoh :
Tolong - menolong umpama jari
Bantu membantu setiap hari
Bekerja selalu berlima diri
Itulah misal Tuhan memberi

2.4. Rima Tegak
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang berlainan.
Contoh :
Terlipat
Terikat
Engkau mencari
Terang matahari
Melambai
Melombai
Engkau beringin
Digerak angin

Terhibur
Terlipur
Engkau bermalam
Di tepi kolam
(J.E. Tatengkeng)

2.5. Rima Datar
Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada baris yang sama.
Contoh :
Air mengalir menghilir sungai

(bunyi ir pada akhir ketiga kata)
2.6. Rima Sejajar
Apabila sepatah kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang beruntun.
Contoh :
Dapat sama laba
Cicir sama rugi
Bukit sama didaki
Lurah sama dituruni
Berat sama dipikul
Ringan sama dijinjing
Terapung sama hanyut
Terendam sama basah.

2.7. Rima Berpeluk (Rima Berpaut)
Apabila umpamanya baris pertama berima dengan baris keempat, baris kedua berima dengan baris ketiga.
Rima ini terletak pada bentuk Soneta dengan rima a – b – b – a
Contoh :
Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
Melihat anak berlagu dendang ( b )
Seorang sajak di tepi padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )

2.8. Rima Bersilang (Rima Salib)
Rima yang letaknya berselang-selang.
Misalnya baris pertama berima dengan baris ketiga, dan baris kedua berima dengan baris keempat.
Rima ini dapat kita jumpai dalam bentuk Pantun yang berrumus
a – b – a – b.
Contoh :
Burung nuri burung dara ( a )
Terbang ke sisi taman kayangan ( b )
Karangan janggal banyak tak kena ( a )
Daripada paham belum sempurna ( b )

2.9. Rima Rangkai
Apabila kata-kata yang berima terdapat pada kalimat-kalimat yang beruntun.
Bentuk ini dapat kita jumpai dalam bentuk Syair dengan rumusnya
a – a – a – a ; b – b – b –b
Contoh :
Hatiku rindu bukan kepalang ( a )
Dendam berahi berulang-ulang ( a )
Air mata bercucuran selang menyelang ( a )
Mengenangkan adik kekasih abang ( a )

Diriku lemah anggotaku layu ( b )
Rasakan cinta bertalu-talu ( b )
Kalau begini datanglah selalu ( b )
Tentulah kanda berpulang dahulu ( b )

2.10. Rima Kembar
Apabila kalimat yang beruntun dua-dua berima sama.
Misalnya dengan abjad a – a – b – b atau c – c – d – d – e – e dan seterusnya.
Contoh :
Sedikitpun matamu tak berkerling ( a )
Memandang ibumu sakit berguling ( a )
Air matamu tak bercucuran ( b )
Tinggalkan ibumu tak penghiburan ( b )
( J. E. Tatengkeng)

2.11. Rima Patah
Apabila dalam bait-bait puisi ada kata yang tidak berima sedangkan kata-kata lain pada tempat yang sama di baris-baris lain memilikinya.

Rumus rima patah adalah a – a – b – a atau b – c – b – b
Contoh :
Beli baju ke pasar Minggu ( a )
Jangan lupa beli duku ( a )
Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
Jangan lupa ajaklah daku ( a )

Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
Jangan lupa membesi dasi ( c )
Jangan suka jajan permen ( b )
Lebih baik dibelikan semen ( b )

2.12. Rima Merdeka
Tidak ada yang bersajak
Contoh :
Hanya sebuah bintang ( a )
Kelip kemilau ( b )
Tercapak di langit ( c )
Tidak berteman ( d )

(Aoh Kartadimadja)

3. Rima Menurut Rupanya

Rima Rupa
Rima rupa hanya terdapat pada puisi-puisi Melayu Klasik yang ditulis dengan huruf Arab – Melayu.
Tulisan ( bentuknya ) tampak sama, tetapi bunyinya berbeda.
Contoh :
1. Tulisan kata ramai dengan rami.
2. Tulisan kata lampau dengan lampu.
Untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat contoh berikut ini :
Contoh :
1. Kota Jakarta yang berpenduduk hampir tujuh juta orang itu sangat ramai.
2. Pada masa lampau kehidupan masyarakat masih sederhana.


Kata ramai tentu saja tidak dibaca rami, melainkan ramai, dan kata lampau tidak dibaca lampu melainkan lampau.
l. memiliki RIMA.
Rima adalah perulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan suatu puisi.
Bentuk-bentuk Rima meliputi :

1. berdasarkan bunyi : Tin – dak tan – duk ( i– a / a – u ), Mon – dar man – dir ( o – a / a – i ), dalam contoh lain :
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

2. berdasarkan letak kata dalam baris
--- > di awal kalimat :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemuda jangan suka berpangku tangan
----> di tengah kalimat :
Pemuda kaulah harapan bangsa
Pemudi kaulah harapan negeri
---> di akhir kalimat :
Tolong - menolong umpama jari
Bantu membantu setiap hari

3. bentuk lainnya
---> rima datar :
Air mengalir menghilir sungai
---> rima berpaut :
Perasaan siapa ta’kan nyala ( a )
Melihat anak berlagu dendang ( b )
Seorang sajak di tepi padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
---> rima bersilang :
Burung nuri burung dara ( a )
Terbang ke sisi taman kayangan ( b )
Karangan janggal banyak tak kena ( a )
Daripada paham belum sempurna ( b )
---> rima kembar :
Sedikitpun matamu tak berkerling ( a )
Memandang ibumu sakit berguling ( a )
Air matamu tak bercucuran ( b )
Tinggalkan ibumu tak penghiburan ( b )
---> rima patah :
Beli baju ke pasar Minggu ( a )
Jangan lupa beli duku ( a )
Beli kemeja ke pasar Senen ( b )
Jangan lupa ajaklah daku ( a )
---> rima merdeka :
Hanya sebuah bintang ( a )
Kelip kemilau ( b )
Tercapak di langit ( c )
Tidak berteman ( d )

dll, masih banyak lagi jenis rima...

Berikut ini contoh Puisi yang berbobot karya Maestro kita :

PADAMU JUA

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku pada-Mu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu

Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya merangkai hati

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar dengan lepas

Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu - bukan giliranku
Mati hati - bukan kawanku……….

AMIR HAMZAH

Beta Pattiradjawane
jang didjaga datu datu
Tjuma satu

Beta Pattiradjawane
kikisan laut
berdarah laut

beta pattiradjawane
ketika lahir dibawakan
datu dajung sampan

beta pattiradjawane pendjaga hutan pala
beta api dipantai,siapa mendekat
tiga kali menjebut beta punja nama

dalam sunyi malam ganggang menari
menurut beta punya tifa
pohon pala, badan perawan djadi
hidup sampai pagi tiba

mari menari !
mari beria !
mari berlupa !

awas ! djangan bikin bea marah
beta bikin pala mati, gadis kaku
beta kirim datu-datu !

beta ada dimalam, ada disiang
irama ganggang dan api membakar pulau .......

beta pattiradjawane
jang didjaga datu-datu
tjuma satu
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;s

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes